EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN MENYUSUN IKLAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DISCUSSION STARTER STORY



Salam hangat dari ayurostika

EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN MENYUSUN IKLAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DISCUSSION STARTER STORY
(Penelitian pada Siswa Kelas VIII SMP)


1.1    Latar Belakang Masalah
Mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia diberikan kepada semua siswa sekolah di indoneseia, mulai tingkat dasar sampai dengan perguruan tinggi. Program pembelajaran bahasa Indonesia selalu diarahkan untuk pengembangan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan penanaman sikap positif terhadap bahasa Indonesia. Pada hakikatnya belajar bahasa Indonesia diharapkan siswa mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun secara tertulis.
Tarigan (1999:1) mengemukakan bahwa, “Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pikirannya.” Maksudnya, kejelasan jalan pikiran seseorang dapat kita ketahui dari susunan bahasa yang digunakan oleh orang tersebut. Adapun keterampilan berbahasa (language skills) mencakup empat aspek, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan berbahasa diperoleh mulai proses belajar, berarti kemampuan berbahasa seseorang tidak datang dengan sendirinya, melainkan harus melalui belajar dan berlatih menggunakan bahasa tersebut secara teratur.
Pembelajaran menulis merupakan bagian integral dari pembelajaran bahasa. Dengan demikian, pembelajaran menulis harus mendapatkan perhatian yang sama dengan pembelajaran aspek bahasa lainnya. Pembelajaran keterampilan menulis  sangat penting diberikan kepada para siswa termasuk siswa SMP, karena komunikasi pada abad sekarang ini banyak berlangsung secara tertulis. Di samping itu, melalui pembelajaran menulis, siswa diharapkan dapat berpikir kritis dalam bahasa tulis. Materi pembelajaran harus diberikan secara berjenjang mulai dari menulis hal-hal yang sederhana sampai menulis hal-hal yang kompleks.
Menulis salah satu kegiatan berbahasa produtif, karena pada waktu menulis, daya pikir, rasa, khayal giat bekerja secara terpadu. Dengan tulisan, seseorang berusaha untuk mengungkapkan atau mengekpresikan ide, gagasan, pendapat, keyakinan, keinginan, maupun harapannya kepada orang lain (pembaca) melalui bahasa tulis. Oleh karena itu, gagasan penulis hanya dapat dijelaskan oleh hal-hal dengan benda-benda kongkrit dan lainnya (mimik, isyarat, roman, muka, gerak anggota tubuh, dll). Sebagai konsekuensinya, penulis harus mampu menggunakan bahasa tulis secara jelas, singkat, padat, dan memikat sesuai dengan norma-norma atau kaidah-kaidah bahasa. Dengan kata lain, penulis harus mampu menggunakan kalimat efektif. Hal ini dimaksud agar ide, gagasan, pendapat, keyakinan, keinginan, dan harapan, dapat diterima dengan baik oleh pembaca.
Salah satu butir pembelajaran yang harus dikuasai siswa adalah “menyusun iklan dengan menggunakan berbagai bentuk bahasa sesuai dengan jenis-jenis iklan, kemudian mendiskusikannya” (Depdikbud, 1994:15). Sebagai konsekuensi dari tuntunan tersebut, guru harus memberikan materi pembelajaran tentang cara menyusun iklan dengan baik dan benara. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Iklan adalah, “(1) Berita pesanan (untuk mendorong, mebujuk) khalayak ramai tentang benda dan jasa yang ditawarkan; (2) pemberitahuan kepada khalayak ramai mengenai barang dan jara yang dijual, dipasang di dalam media massa seperti surat kabar, majalah media elektronik, dan papan iklan” (Dekdikbud, 1989:322). Artinya, iklan merupakan pemberitahuan kepada khalayak ramai secara tertulis tentang barang atau jasa yang dijual atau ditawarkan.
Iklan merupakan salah satu media informasi yang menggunakan bahasa tulis. Iklan ditujukan kepada pembaca iklan dengan harapan pembaca merasa tertarik dengan informasi yang disampaikan oleh pembuat iklan. Untuk dapat menarik konsumen, iklan harus ditulis dengan jelas, singkat, padat, dan memikat. Bahasa yang digunakan dalam iklan permintaan tidak menimbulkan keragu-raguan atau kebimbangan. Dengan kata lain, bahasa iklan harus benar, nyata, terang. Adapun yang dimaksud dengan singkat adalah bahasa yang digunakan dalam iklan harus ringkas, pendek. Selain itu bahasa iklan harus pula padat dan menarik. Artinya, penulis iklan harus mampu menuangkan ide, pesan, gagasannya kedalam bahasa menarik dan penuh makna.
Kemampuan menyusun iklan tidak datang dengan sendirinya tetapi harus melalui banyak praktik dan latihan yang rutin dan teratur. Guru harus mampu mengkaji iklan yang dibuat oleh siswa karena kajian tersebut dapat dijadikan sebagai umpan balik untuk pembelajaran menulis iklan. Dengan demikian diharapkan kemampuan siswa dalam menyusun iklan dapat ditingkatkan.
Untuk mencapai harapan tersebut, guru harus menggunakan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang tepat. Sebelum melaksanakan pembelajaran di dalam kelas, terlebih dahulu guru harus menentukan dan memikirkan pendekatan dan teknik pembelajaran yang akan digunakan.
Salah satu teknik pembelajaran yang dapat dipakai adalah teknik Discussion Starter Story. Artinya, dalam usaha mencapai tujuan pembelajaran di kelas guru dapat melibatkan siswa. Siswa dituntut mampu membedakan, menjelaskan, menafsirkan, dan menilai suatu informasi, konsep, gagasan, dan sebagainya. Selain itu, siswa harus dapat menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran untuk membahas bahan pembelajaran yang berhubungan dengan pemecahan masalah. Adapun yang dimaksud dengan Teknik Discussion Starter Story adalah teknik pembelajaran yang berupaya melibatkan siswa melakukan diskusi dari bahan pembelajaran yang berhubungan dengan pemecahan masalah.
Penggunaan Teknik Discussion Starter Story dalam pembelajaran menyusun iklan memungkinkan siswa terlibat secara aktif terutama yang berkaitan dengan pembuatan kalimat untuk iklan tersebut. Dengan demikian, proses pembelajaran berkembang, dan tercipta suatu situasi pembelajaran yang optimal. Hal ini disebabkan adanya keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa keberhasilan proses pembelajaran bukan hanya dipengaruhi oleh factor guru dan siswa saja, tetapi juga dipengaruhi oleh ketepatan pemilihan metode dan teknik pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis bermaksud meneliti tentang penggunaan Teknik Discussion Starter Story dalam  pembelajaran menyusun iklan di SMP. Sehingga penelitian ini berjudul Eksperimen Model Pembelajaran Menyusun Iklan dengan Menggunakan Teknik Discussion Starter Story (Penelitian pada Siswa Kelas VIII SMP Tahun Pelajaran 2011-2012.)
1.2    Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dan kemampuan penulis masalah dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut.
1)        Keberhasilan pembelajaran menyusun iklan dilihat dari penggunaan bahasa yang singkat, padat, jelas, dan memikat pada iklan yang dibuatnya.
2)        Iklan yang disusun siswa dibatasi pada iklan konsumen.
3)        Hasil pembelajaran yang dimaksud adalah hasil postes setelah dilaksanakan pembelajaran menyusun iklan dengan teknik Discussion Starter Story.

1.3    Rumusan Masalah
Untuk memperjelas arah penelitian yang dimaksud, masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.
1)        Bagaimanakah model persiapan pembelajaran kompetensi dasar menyusun iklan pada siswa kelas VIII SMP Tahun Pelajaran 2011-2012.
2)        Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran kompetensi dasar menyusun iklan pada siswa kelas VIII SMP Tahun Pelajaran 2011-2012.
3)        Bagaimanakah hasil proses pembelajaran kompetensi dasar menyusun iklan siswa kelas VIII SMP Tahun Pelajaran 2011-2012
1.4    Tujuan Penelitian
Setiap perbuatan harus berorientasi kepada tujuan. Merumuskan tujuan dalam penelitian dapat memberikan langkah-langkah yang teratur, tepat, dan terarah. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan keberhasilan pembelajaran menyusun iklan dengan menggunakan teknik Discussion Starter Story pada siswa kelas VIII SMP Tahun Pelajaran 2011-2012.

1.5    Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, terutama bagi peneliti, siswa dan guru. Manfaat yang diharapkan diperoleh dari hasil penelitian ini sebagai berikut.
1)        Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan keilmuan yang relevan dengan disiplin ilmu yang penulis tekuni, sehingga dapat mengembangkan daya imajinasi diri, pengetahuan, wawasan, dan cakrawala berpikir tentang penelitian yang berkaitan dengan disiplin ilmu yang penulis tekuni sebagai bekal pengalaman di masa yang akan datang sebagai guru yang professional.
2)        Bagi Guru
Dapat memberikan informasi bagi guru bahasa dan sastra Indonesia tentang penggunaan teknik pembelajaran yang dapat dalam pembelajaran menyusun iklan sebagai upaya peningkatan keberhasilan pembelajaran bahasa Indonesia.

3)        Bagi Siswa
Dapat memberikan motivasi kepada siswa dalam pembelajaran menyusun iklan sehingga pemahaman siswa tentang kalimat dapat dioptimalkan.

1.6    Anggapan Dasar
Anggapan dasar atau postulat adalah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penelitian, (Arikunto, 1998: 10). Berdasarkan pendapat itu, anggapan dasar mempunyai kedudukan sangat penting dalam melaksanakan penelitian, yaitu sebagai titik tolak penelitian. Adapun anggapan dasar dalam penelitian ini sebagai berikut.
1)        Teknik Discussion Starter Story merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan dalam pembelajaran menyusun iklan di SMP.
2)        Pembelajaran menyusun iklan memerlukan teknik yang tepat, agar diperoleh hasil pembelajaran yang optimal.
3)        Menyusun iklan merupakan pengetahuan yang perlu dimiliki oleh para siswa, karena tercantum dalam kurikulum mata pelajaran bahasa Indonesia.

1.7    Hipotesis
Berdasarkan anggapan dasar di atas, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut, “terdapat perbedaan efektivitas yang signifikan antara nilai pretes sebelum digunakan Teknik Discussion Starter Story dengan nilai postes setelah Teknik Discussion Starter Story  digunakan dalam pembelajaran menyusun iklan pada siswa kelas VIII SMP Bandung 2011-2012.”

1.8    Definisi Operasional
Definisi operasional diperlukan untuk menghindari salah satu persepsi terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun istilah-istilah yang berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1)        Eksperimen adalah percobaan yang sistematis dan berencana (untuk membuktikan kebenaran suatu teori dsb).
2)        Model Pembelajaran adalah pola (contoh, acuan, ragam, dsb) dari suatu kondisi yang memungkinkan terjadinya aktivitas belajar dan mengajar, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
3)        Menyusun iklan adalah membuat sejenis alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan informasi secara menarik untuk mempengaruhi khalayak ramai.
4)        Teknik Discussion Starter Story yang dimaksud adalah teknik pembelajaran yang berupaya melibatkan diskusi dari bahan pelajaran yang berhubungan dengan pemecahan masalah.

1.9    Metode Penelitian

1.9.1        Sumber Data
1.9.1.1           Populasi Penelitian
Setiap peneliti selalu memerlukan populasi penelitian sebagai sasaran yang akan diteliti. Populasi merupakan kumpulan semua elemen dalam proses penelitian. Surakhmad (1994:93) mengemukakan bahwa “sasaran yang ingin dicapai atau diselidiki, baik berupa manusia, gejala-gejala, nilai tes, peristiwa dan sebagainya”. Berdasarkan pendapat di atas, yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VIII SMP Tahun Pelajaran 2011-2012. yang berjumlah 348 orang dengan perincian sebagai berikut.
1.9.1.2           Sampel Penelitian
Setiap penelitian akan menarik sebagian dari populasi sampel penelitian. “Sampel adalah penarikan dari populasi untuk mewakili populasi,” (Surakhmad, 1994:93). Tujuan Penarikan sampel adalah untuk menekan ongkos dan mempercepat waktu tetapi tidak mengurangi ketelitian dalam penelitian.
Sampel penelitian ini bersifat homogen, karena para siswa kelas VIII SMP pelajaran 2011-2012 memiliki usia yang hampir sama, belajar di sekolah yang sama, memiliki prestasi belajar yang relatif sama, dan belajar dengan guru bahasa dan sastra Indonesia yang sama. Oleh karena itu, dalam menentukan sampel penelitian, penulis menggunakan teknik random sampling.
Dalam menentukan sampel penelitian, penulis menggunakan teknik random sampling dengan cara undian, dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1)        Melakukan penomoran sampel terhadap seluruh teks;
2)        Nomor-nomor tersebut ditulis pada secarik kertas, kemudian digulung dan dimasukkan ke dalam tempat yang terbentu tabung;
3)        Kemudian tabung tersebut ditutup dengan kertas yang sudah dilubangi untuk tempat keluar kertas;
4)        Penulis mengocok tabung tersebut, agar kertas bercampur;
5)        Penulis mengeluarkan satu gulungan kertas untuk memilih kelas sebagai sampel.
Berdasarkan pada hasil undian tersebut, keluarlah kelas VIII B dengan jumlah siswa 40 orang. Oleh Karena itu, sampel penelitian ini adalah kelas VIII B SMP tahun pelajaran 2011-2012.

1.10 Metode dan Teknik Penelitian
1.10.1    Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keefektifan teknik discussion starter story dalam pembelajaran menyusun iklan. Oleh karena itu, diperlukan prosedur atau cara-cara yang tepat untuk mendapatkan data tersebut. Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut, diperlukan metode yang tepat, Sujana (1989:9) berpendapat bahwa, “Metode merupakan suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah sistematis.” Dengan kata lain, metode berisi langkah-langkah yang harus ditempuh atau dilaksanakan oleh seorang peneliti. Selanjutnya Surakhmad (1985:131) menyatakan bahwa, “Metode merupakan suatu cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu.” Artinya, untuk mencapai tujuan penelitian dan mengetahui peralatan yang digunakan dalam penelitian diperlukan suatu metode. Metode yang sesuai dengan penelitian ini adalah quasy eksperiment atau eksperimen semu.
1.10.2    Teknik Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua jenis teknik penelitian, yaitu teknik pengumpulan data, dan teknik pengolahan data.
1.10.2.1       Teknik Pengumpulan Data
Data-data yang dibutuhkan diperoleh dengan melalui tiga teknik pengumpulan data. Ketiga teknik tersebut antara lain: (1) Teknik studi dokumentasi, (2) Observasi lapangan, (3) Eksperimen model pembelajaran, dan (4) Teknik tes hasil belajar.

1)        Teknik studi dokumentasi
Teknik ini digunakan untuk menyusun silabus dan RPP yang berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
2)        Observasi lapangan
Teknik ini digunakan untuk memperoleh penilaian kepada peneliti (penulis) oleh pengamat. Penilaian ini diperuntukkan dalam penyusunan silabus, RPP, dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
3)        Eksperimen model pembelajaran
Teknik ini digunakan dalam rangka mengujicobakan sebuah teknik pembelajaran dengan menggunakan Teknik Discussion Starter Story dalam pembelajaran menyusun iklan di kelas VIII SMP tahun pelajaran 2011-2012.
4)        Teknik hasil belajar
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data kemampuan siswa dalam menyusun iklan, yakni melalui tes awal (pretes) dan tes akhir (postes). Instrumen yang digunakan beberapa pertanyaan yang harus dikerjakan siswa setelah mengikuti pembelajaran menyusun iklan dengan menggunakan Teknik Discussion Starter Story.
1.10.2.2       Teknik Pengolahan Data
Data pretes dan postes hasil pembelajaran menyusun iklan yang penulis peroleh, selanjutnya dianalisis dengan perhitungan statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1)        Uji Normalitas Data
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data diambil dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak.
2)        Uji Homogenitas dua varian
Uji homogenitas dua varian digunakan dengan maksud untuk mengetahui kesamaan dua varian yaitu nilai pretes dan nilai postes pembelajaran menyusun iklan dengan menggunakan Teknik Discussion Starter Story. Dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a.       Mencari nilai F hitung
b.      Menentukan derajat kebebasan (db)
c.       Menentukan nilai F dari daftar dalam taraf kepercayaan 99%
d.      Menentukan homogenitas dengan ketentuan:
Jika Fhitung < Ftabel, kedua variansi homogen; jika Fhitung > Ftabel maka kedua variansi tidak homogen.
3)        Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui diterima atau ditolaknya hipotesis yang diajukan. Uji t dapat dilaksanakan jika diketahui data diambil dari populasi yang berdistribusi norma, dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a.       Mencari deviasi standar gabungan
b.      Mencari nilai thitung
c.       Menentukan derajat kebebasan (db)
d.      Menentukan nilai “t” dari daftar dalam taraf kepercayaan (a) 99%
e.       Pengujian hipotesis dengan criteria sebagai berikut:
a)      Jika thitung berada di luar atau sama dengan batas interval t0,995 maka kedua hasil tes tersebut berbeda sangan signifikan. Dengan kata lain, jika thitung > ttabel maka kedua hasil tes tersebut
b)      Jika thitung < ttabel maka kedua hasil tes tersebut tidak berbeda secara signifikan atau hipotesis ditolak.
4)        Uji Wilcoxon
Uji wilcoxon dilakukan jika ternyata data diambil dari populasi yang tidak berdistribusi normal. Dengan langkah-langkah perhitungan statistik sebagai berikut:
(1)   Membuat daftar rank.
(2)   Mencari nilai Wtabel pada daftar W dalam taraf kepercayaan 99%.
(3)   Melakukan pengujian hipotesis dengan criteria sebagai berikut.
a)      Jika Whitung < Wtabel maka hipotesis diterima; dan
b)      Jika Whitung ≥ Wtabel maka hipotesis ditolak.

1.11 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini yaitu berpa silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran menyusun iklan dengan menggunakan teknik discussion starter story yang didalamnya terdapat soal-soal tes.
Tes yang dilakukan berbentuk prestes dan postes. Pretes dilakukan sebelum dilakukan proses pembelajaran dengan menggunakan teknik discussion starter story. Postes dilakukan pada siswa setelah dilaksanakan pembelajaran menyusun iklan dengan menggunakan teknik discussion starter story.
Jenis tes digunakan yaitu tes tertulis dengan jumlah 1 buah soal, dengan bentuk soal harapan. Ketentuan yang harus dikerjakan siswa ada tiga ketentuan, antara lain: (1) kalimat iklan singkat, padat, tetapi jelas maksudnya; (2) isi iklan dapat dipertanggungjawabkan dan jika perlu boleh memakai warna atau gambar; (3) kalimat iklan bersifat mengajak. Jawaban butir soal 1,2,3 jika benar masing-masing diberi skor 10. Dengan demikian, jumlah skor maksimal yang mungkin diperoleh siswa jika mampu menjawab benar yaitu 10. selanjutnya skor yang diperoleh siswa dioleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Skor yang diperoleh dibagi skor maksimal = NA

Dengan demikian, jumlah yang diperoleh siswa berkisar antara 1 dengan 10.


DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (1987). Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Bono, E.D. (1991). Berpikir Lateral. Jakarta: Gramedia.
Depdikbud. (1998) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Depdikbud. (1999). Dasar-dasar Periklanan Konsumen. Jakarta: Gramedia.
Ganda, A. (1999). Bahasa Indonesia untuk SMP. Bandung: Pribumi Mekar.
Hidayat, K. (1991). Perencanaan Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung:Rineka Cipta.
Hidayat, K. (1987) Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Bina Cipta.
Jefkins, F. (1997). Periklanan. Jakarta: Erlangga.
Kosasih, E, Nurdin, dan maryani. (1999). Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: Pustaka Setia.
Nurgana. (1993). Statistika penelitian, Bandung: CV. Permadi.
Roestiyah. (1998). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Rineka Cipta.
Saliwangi. (1989). Pengantar Strategi Belajar Mengajar. Malang: IKIP Malang.
Sudjana. (2001). Metode dan Teknik Pembelajaran Partisifasif. Bandung: Falah Produktion.
Sujana. (1991). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar baru.
Sumiatin. (2004). Memahami Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: Armico.
Surakhmad, W. (1994). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.
Tarigan, H.G. (1995). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Widaningsih. (2004) Bahasa dan Sastra Indonesia Pokok-pokok Materi dan LKS. Bandung: Epsilon.

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan Komentar Yach!

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites