PROPOSAL
PENELITIAN
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DRSKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN
TEKNIK QUANTUM WRITING TERHADAP SISWA SMA
1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan makhluk zoon
politicon yang selalu membutuhkan interaksi dan komunikasi dengan yang
lainnya dalam menjalankan kehidupan. Proses komunikasi tersebut, tentu
membutuhkan bahasa sebagai medianya. Cakupannya tidak hanya dalam kegiatan
lisan tetapi juga kegiatan.
Komunikasi lisan dan tulisan sangat erat
berhubungan karena sifat penggunaanya yang saling berkaitan dalam bahasa. Dalam
pernyataan tersebut dinyatakan bahwa komunikasi dalam bentuk tulisan sama
pentingnya dengan komunikasi lisan. Namun dalam kenyataannya, keterampilan
berkomunikasi lewat tulisan belum mencapai hasil yang menggembirakan. Anggapan
tersebut timbul karena kegiatan menulis memang meminta banyak waktu, tenaga
serta perhatian yang sungguh-sungguh. Disamping itu kegiatan menulis menuntut
keterampilan yang kadang tidak dimiliki.
Keterampilan menulis merupakan
keterampilan yang sangat kompleks yang menuntut sejumlah pengetahuan dan
keterampilan sekaligus. Tidaklah berlebihan jika dikatakan demikian karena
dalam kegiatan menulis banyak persyaratan yang harus dipenuhi, diantaranya
harus bermakna, jelas, atau lugas, merupakan satu kesatuan, singkat dan padat,
seta memenuhi kaidah kebahasaan.
Selain itu menulis merupakan salah satu
keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk - berkomunikasi tidak secara
tatap muka dengan orang lain. Dalam penyampaian komunikasi yang tidak langsung
ini dibutuhkan sekali penulis yang mampu menuangkan gagasannya secara jelas,
ringkas dan tepat.
Tujuan keterampilan menulis di sekolah
adalah siswa dapat memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang dapat
dipergunakan untuk mengarang. Selama kegiatan ini siswa disadarkan bahwa ada
berbagai kemungkinan cara penataan atau penyusunan kata. Termasuk dalam
kegiatan menulis adalah kegiatan menemukan kesalahan dalam menulis (tidak hanya
ejaan dan tanda baca, tetapi kelengkapan atau kejelasan kalimat bahkan
pemilihan kata). Siswa tidak hanya dilatih untuk menemukan sendiri, tetapi juga
untuk memperbaiki dan membenahinya. Untuk menuju kearah itu, pendidik harus
memberi kesempatan kepada siswa berlatih menulis yang baik disertai dengan
dorongan-dorongan yang dapat merangsang potensi dalam menulis sehingga menulis
itu tidak selalu dianggap sulit dan tidak menyenangkan.
Ada juga yang beranggapan bahwa
kemampuan menulis merupakan bakat. Jadi, bakat ini tidak dimiliki semua orang.
Dengan kata lain, keterampilan menulis hanya akan dimiliki oleh orang yang
berbakat dalam hal itu. Namun ternyata anggapan seperti ini sangat berbahaya
karena dapat membunuh potensi seseorang dalam menulis. Karena di lapangan
terjadi hal yang sebaliknya.
Banyak penulis yang lahir bukan hanya
didukung oleh bakat semata, bahkan pada awalnya ada yang membenci menulis,
tetapi setelah mengalami latihan terus menerus, akhirnya jadilah penulis besar.
Dengan demikian, menulis adalah sebuah proses. Proses berlatih dan terus
berlatih. Memang tidak dapat disangkal, bahwa dapat berpengaruh juga, namun
hanya sedikit. Berkenaan dengan hal di atas, ada ungkapan yang mengatakan, "Menulis
itu bagaikan berenang. Berapapun seringnya seseorang mendengarkan ceramah atau
membaca buku tentang renang selama ia tidak menceburkan diri kedalam kolam
renang".
Dari ungkapan tersebut, bisa ditarik
kesimpulan jika kita ingin menulis, ya menulislah. Semakin seseorang sering
menulis dia akan lebih terampil dalam menuangkan ide untuk membuat sesuatu
tulisan atau cerita. Salah satu cara yang peneliti lakukan dalam hal ini yaitu
dengan membiasakan siswa untuk menulis catatan harian. Pembiasaan menulis
catatan harian, akan memudahkan seseorang mencurahkan ide yang ada dalam pikiran
mereka melalui tulisan yang sifatnya lebih formal. Dari hasil pengamatan awal
diperoleh gambaran bahwa siswa kelas SMA , dalam pembelajaran menulis deskripsi belum
mampu menulis gagasan, pikiran dan perasaannya. Pada kesempatan ini peneliti
ingin membantu siswa untuk merangsang kemampuan siswa dalam pembelajaran
menulis yaitu menggunakan teknik Quantum Writing. Teknik Quantum
Writing merupakan cara untuk memunculkan potensi siswa dalam mengeluarkan
apa saja yang ada dalam diri mereka saat menulis yang dilakukan dengan
langkah-langkah yang cukup mudah dan menyenangkan bagi siswa. Kelebihan
menggunakan teknik Quantum Writing ini siswa memilih teknik yang sesuai
dengan kemauan dan kemampuan yang dimiliki.
Keterbatasan kemampuan siswa dalam
menguasai keterampilan menulis bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain pembelajaran menulis di kelas yang belum maksimal, kemampuan guru dalam
menyokong kemampuan menulis siswa, kesadaran siswa tentang manfaat dan
pentingnya menulis, dan sebagainya.
Untuk itulah peneliti ingin mencoba
menerapkan teknik Quantum Writing dalam pembelajaran menulis karangan,
salah satunya karangan Deskripsi yang terdapat dalam KTSP KELAS SMA. Maka peneliti mengajukan judul
penelitian "Pembelajaran Menulis Karangan Deskripsi Dengan Menggunakan
Teknik Quantum Writing Terhadap Siswa Kelas SMA Tahun
Ajaran 2011-2012''.
1.2 Batasan dan Rumusan Masalah
1.2.1 Batasan Masalah
Mengingat keterbatasan waktu penelitian
dan guna memberikan batasan yang jelas akan hal-hal yang diamati selama
penelitian, peneliti membatasi masalah pada penerapan teknik Quantum Writing
dalam pembelajaran menulis karangan Deskripsi.
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang
telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian
ini sebagai berikut:
1)
Efektifkah pembelajaran
menulis karangan Deskripsi dalam menggunakan teknik Quantum Writing ?
2)
Apakah teknik Quantum
Writing berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis
karangan Deskripsi ?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Kegiatan yang peneliti lakukan tentu
mempunyai tujuan. Berhasil atau tidaknya suatu penelitian untuk mencapai tujuan
tersebut tergantung pada kesungguhan kita dalam merekayasa tujuan itu. Adapun
tujuan pada penelitian ini yaitu ingin mengetahui tentang :
1)
Keefektifan proses
pembelajaran menulis karangan Deskripsi dengan menggunakan teknik Quantum
Writing
2)
Pengaruh teknik Quantum
Writing terhadap kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis karangan
Deskripsi.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna
dalam upaya mengembangkan ilmu pengetahuan terutama yang berkaitan dengan media
pendidikan sehingga dapat mengoptimalkan proses pembelajaran. Secara praktis
penelitian ini diharapkan bagi:
a.
Guru
1.
Dapat diajukan sebagai
acuan dalam menggunakan berbagai metode dan teknik pembelajaran yang lebih
bervariasi;
2.
Dapat mengembangkan
media pembelajaran yang lebih bervariasi;
3.
Membawa suasana
pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa
b.
Siswa
1.
Mendapatkan suasana
yang santai dan menyenangkan;
2.
Memiliki motifasi
belajar;
3.
Mendapatkan kegiatan
belajar yang lebih mudah;
4.
mendapatkan pengalaman
yang baru selama proses pembelajaran berlangsung.
1.4 Anggapan Dasar dan Hipotesis Penelitian
1.4.1 Anggapan Dasar Penelitian
Anggapan dasar adalah segala kebenaran,
teori dan pendapat yang dijadikan landasan dalam suatu penelitian. Anggapan
dasar dalam penelitian ini sebagai berikut:
- Penelitian
metode untuk mengajar sangat diperlukan demi tercapainya tujuan
pengajaran.
- Penggunaan
metode yang tepat dapat membantu guru untuk menyampaikan materi pelajaran
dan dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa.
1.4.2 Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan yang berupa
generalisasi tentatif (sementara) tentang suatu masalah. Menurut Suharsimi
Arikunto (1996:62) adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Berdasarkan kedua pendapat di atas,
peneliti menyusun hipotesis sebagai berikut:
- Teknik
Quantum Writing dapat meningkatkan keinginan dan kemauan siswa
dalam menulis karangan;
- Penggunaan
teknik Quantum Writing
- Dalam
pembelajaran menulis karangan Deskripsi berlangsung dengan baik dan
terjadi perubahan pada kemampuan siswa dalam menulis karangan Deskripsi.
1.5 Metode dan Teknik Penelitian
1.5.1 Metode Penelitian
Metode yang peneliti gunakan dalam
penelitian ini adalah Deskriptif yaitu sebuah metode penelitian bertujuan untuk
melihat hasil dari apa yang diteliti. Dilakukan dengan cara mengumpulkan
berbagai informasi dari subjek penelitian untuk dapat diakumulasikan sebagai
suatu cara untuk mendeskripsikan keefektifan pembelajaran menulis karangan
Deskripsi dengan teknik Quantum Writing.
1.5.2 Teknik Penelitian
Teknik penelitian yang peneliti gunakan
adalah observasi dan tes.
1.6 Populasi dan sampel penelitian
1.6.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari yang kemudian ditarik
kesimpulannya. Berdasarkan penjelasan di atas. populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh kemampuan menulis karangan Deskripsi siswa kelas SMA tahun
ajaran 2011-2012 yang berjumlah 16 orang. Peneliti memilih sekolah ini karena
fasilitas infrastruktur, siswa dan tenaga pendidikannya dinilai cukup mampu
untuk dijadikan sumber data sebuah penelitian. SMA 3 LPPM ini pun telah
terakreditasi dengan nilai A sehingga proses penelitian dapat berlangsung
dengan lebih baik dan lancar. Secara rinci penyebaran populasi tersebut
tertuang pada tabel di bawah ini.
Tabel 1.1
Jumlah Dan Penyebaran Populasi
Kelas
|
Jenis Kelamin
|
Jumlah
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
XB-2
|
8
|
8
|
16
|
1.6.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Mengenai besarnya tidak ada
ketentuan yang baku atau rumusan yang pasti, sebab keabsahan sampel terletak
pada sifat dan karakteristiknya mendekati populasi atau tidak, bukan pada besarnya
atau banyaknya sampel. Berdasarkan penjelasan diatas, yang dijadikan sampel
pada penelitian ini yaitu kelas dengan
jumlah siswa 16 orang.
1.7 Definisi Operasional
Untuk menghindari perbedaan interpretasi
dalam penelitian ini, penulis menganggap perlu mendefinisikan variabel-variabel
yang terkait dalam penelitian ini. Variabel-variabel yang terkait yaitu:
- Pembelajaran
menulis Deskripsi adalah sebuah pembelajaran menulis karangan atau
pembelajaran suatu hal. Disamping itu, Deskripsi dapat pula diterjemahkan
menjadi pemberian yang berarti melukiskan sesuatu.
- Teknik
Quantum Writing adalah cara tepat untuk merangsang munculnya
potensi menulis, yaitu melalui teknik menulis yang disajikan secara
individu dengan bantuan obyek atau gambar untuk menuangkan ide atau
gagasan dalam bentuk tulisan.
Dalam penelitian ini yang dimaksud
karangan Deskripsi adalah sebuah bentuk tulisan yang berkaitan dengan usaha
para penulis untuk memberi rincian-rincian dari obyek yang sedang dibicarakan,
kata Deskripsi dapat pula diartikan sebagai pemberian yang berarti melukiskan
sesuatu hal. Jadi, teknik Quantum Writing merupakan sebuah metode
pembelajaran untuk mempermudah belajar siswa dalam pembuatan sebuah karangan
Deskripsi sebagai sarana keefektifan belajar dalam menuangkan sebuah ide,
gagasan dan pikiran yang dapat membantu siswa dalam mengembangkan potensi diri
sebagai penulis yang baik.
1.8 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini adalah
rancangan penelitian tindakan Kelas (Classroom action research). Hal ini
sesuai dengan karakteristik penelitian tindakan kelas yaitu masalah penelitian
yang harus dipecahkan berasal dari persoalan praktek pembelajaran di kelas
(Suyanto, 1997 : 5) atau berangkat dari permasalahan praktik factual.
Permasalahan factual adalah permasalahan yang timbul dalam kegiatan
pembelajaran sehari-hari yang dihadapi guru (kasbolah, 1998:22).
Penelitian tindakan kelas merupakan
suatu penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu
pembelajaran (Kasbolah, 1997 : 19). Oleh karena itu penelitian ini disamping
sebagai implementasi tindakan untuk memecahkan masalah juga merupakan sesuatu
proses dinamis mulai dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Sesuai dengan hal tersebut di atas, maka
peneliti ini mengacu pada siklus kegiatan yang dikembangkan model Spiral
Kemmis Taggart, (Kasbolah, 1998), yaitu perencanaan, tindakan, observasi,
refleksi.
Jika langkah-langkah kegiatan yang akan
dilakukan oleh peneliti digambarkan dengan alur maka pelaksanaannya sesuai
menurut siklus masing-masing seperti tampak pada gambar 1 berikut.
Gambar 1 Alur Desain Penelitian
1.8.1 Tahap-tahap Penelitian
Dalam tahap-tahap penelitian ini terdiri dari tahap 1
(pendahuluan) dan tahap 2 (pelaksanaan penelitian) meliputi: perencanaan
tindakan, pelaksanaan tindakan, pemantauan dan refleksi.
Tahap 1 Pendahuluan
Penulis melakukan pengamatan pendahuluan
untuk mengetahui kondisi awal yang akan dijadikan sebagai bahan sebuah kegiatan
awal yang bertujuan mengungkapkan permasalahan penting yang perlu dipecahkan
berkaitan dengan pembelajaran mengarang (menulis). Kegiatan pengamatan
berkaitan dengan pembelajaran mengarang dilaksanakan tanggal 19 April 2010
selanjutnya penulis bersama rekan guru SMA LPPM membuat strategi pembelajaran
mengarang dengan menggunakan teknik Quantum writing "Show not
tell" dengan bantuan gambar atau objek langsung.
Hasil wawancara dengan rekan guru di
lapangan, pada umumnya mereka ingin mencoba apalagi ada strategi baru yang bisa
dicobakan di sekolah. Untuk memperbaiki hasil karangan siswa maka ketika
penulis mengkonfirmasikan adanya alternatif pemecahan masalah yang dihadapi
oleh guru, pada umumnya mereka mau menerimanya.
Untuk mengatasi kesulitan dalam
memberikan pembelajaran menulis karangan Deskripsi, maka penulis memberikan
alternatif berupa:
1.
siswa diberi untuk
melihat objek langsung, untuk membentuk pemahaman komponen karangan.
2.
memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menuliskan kalimat memberitahukan.
3.
siswa diberi kesempatan
untuk mengembangkan kalimat memberitahukan menjadi kalimat atau paragraf yang
memperagakan.
Tahap 2 Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan pelaksanaan tindakan dalam
penelitian dilakukan dalam jarak 1 bulan. Pembentukan pelaksanaan dilakukan
bekerja sama dengan rekan guru SMA LPPM. Guru dan peneliti ini sebagai
praktisi, rekan guru, dan kepala sekolah sebagai observer dan unsur-unsur yang
terkait dalam penelitian tindakan yang telah dirancang. Kegiatan pelaksanaan
dilakukan secara berdaur menggunakan prosedur 1) perencanaan tindakan, 2)
pelaksanaan tindakan, 3) pemantauan, 4) refleksi.
a.
Perencanaan Tindakan
Berdasarkan uraian pada pendahuluan yang
telah diperoleh, maka selanjutnya digunakan sebagai bagan untuk menyusun
rancangan tindakan yang akan dilakukan. Pada tahap ini peneliti menetapkan dan
menyusun rancangan tindakan perbaikan pembelajaran menulis karangan Deskripsi
dengan teknik Quantum writing "show not tell" rancangan
tindakan harus memperhatikan:
1.
tujuan pembelajaran
2.
prosedur pelaksanaan
3.
bahan dan isi materi
4.
format evaluasi
kemampuan
b.
Pelaksanaan Tindakan
Setelah disepakati oleh tim observer
tentang persiapan mengajar, maka tindakan selanjutnya adalah pelaksanaan
kegiatan pembelajaran seperti apa adanya sebagai tugas keseharian penulis
sebagai guru. Sekenario yang telah disepakati bersama tim observer kemudian dilaksanakan,
karena pada hakekatnya tahap ini adalah tahap pelaksanaan dari rencana yang
telah disusun bersama. Pada kenyataannya walaupun persiapan telah disusun
semaksimal mungkin, tidak menutup kemungkinan hambatan dan kendala dalam
pelaksanaan muncul, dan ini memerlukan perhatian dari tim observer untuk
mengamati, dan pada akhirnya secara bersama-sama. Mencari dan memberikan solusi
pemecahan masalah yang timbul dalam pelaksanaan itu. Agar dalam pelaksanaan
tindakan selanjutnya tidak terlalu menyimpang dari rencana yang telah disusun
bersama-sama. Untuk membantu tim peneliti mengamati pelaksanaan tindakan tentu
saja telah disusun alat bantu untuk mengumpulkan data.
Setiap temuan yang diperoleh pada tahap
pelaksanaan tindakan dicatat dan didokumentasikan sesuai dengan alat bantu yang
telah dipersiapkan. Selama pelaksanaan tindakan diusahakan siswa tidak
merasakan bahwa kegiatan pembelajaran sedang diamati sehingga proses belajar
bisa berlangsung secara wajar dan kehadiran peneliti dirasakan oleh siswa
sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja tanpa mengganggu kegiatan belajar siswa.
Landasan dari penelitian tindakan kelas
ini adalah suatu model PTK yang dikembangkan oleh Kemmis dan Tagrt (Kasbolah,
1982:70) seperti yang ditunjukkan pada gambar 3 : tahapan-tahapan tersebut
saling menguraikan karena pada masing-masing tahapan meliputi proses
penyempurnaan yang didasarkan atas hasil dari masing-masing proses tersebut.
Setiap tahapan ini dilaksanakan secara terus menerus sehingga perlu
pengembangan. Adapun yang sedang dilaksanakan oleh peneliti pada saat ini
secara silih berganti sebanyak tiga siklus (putaran).
c.
Pemantauan
Pemantauan ini diharapkan dapat
mengenali dan merekam dengan lengkap gejala-gejala yang direncanakan dan yang
tidak direncanakan yang bersifat mendukung maupun menghambat efektifitas
tindakan sehingga modiflkasi rancangan tindakan terhadap pelaksanaan tindakan
ini menggunakan instrumen pengumpulan data yang telah ditetapkan. Pemantauan
dilakukan secara terus-menerus mulai dari siklus 1 sampai dengan siklus yang
diharapkan tercapai. Pemantauan yang dilakukan dalam satu siklus memberikan
pengaruh pada penyusunan perencanaan tindakan yang dilakukan pada siklus
berikutnya. Hasil pemantauan ini kemudian dijadikan bahan refleksi yang
berpengaruh pada perencanaan siklus berikutnya.
d.
refleksi
hasil pemantauan yang dilakukan secara
terus menerus dijadikan dasar sebagai bahan refleksi. Refleksi merupakan bagian
yang sangat penting untuk memahami proses dan hasil perubahan yang terjadi
sebagai akibat adanya tindakan.
Refleksi dilakukan oleh penulis dan guru
sebagai observer dengan cara mendiskusikan hasil pengamatan kegiatan
pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan.
Materi yang didiskusikan melalui
kegiatan yaitu:
- menganalisis
tentang tindakan-tindakan yang dilakukan
- menjelaskan
perencanaan dengan pelaksanaan yang telah dilakukan
- membahas
kendala-kendala yang ditemukan berkaitan dengan tindakan yang telah
dilaksanakan
- melakukan
interpensi, pemaknaan, serta menyimpulkan data untuk selanjutnya dilihat
relevansinya dengan rencana yang telah dilaksanakan (Resmini, 1998 : 87)
Refleksi dilakukan dalam setiap siklus,
mulai dari siklus 1 sampai dengan yang diharapkan. Setelah satu siklus
dilaksanakan, dilakukan refleksi untuk memperoleh data yang menunjukkan adanya
keharusan untuk melakukan perbaikan maupun merubah perencanaan, sehingga pada
siklus berikutnya perencanaan yang dilakukan merupakan hasil refleksi dari
siklus sebelumnya.
1.8.2 Teknik
Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan
peneliti yaitu observer (pengamatan), catatan lapangan, angket, dokumentasi,
dan bentuk tes. Observasi dilakukan oleh para guru, kepala sekolah.
Untuk mengetahui berlangsungnya
pembelajaran. Setiap siklusnya, pengamatan dilakukan dari awal kegiatan
pembelajaran sampai pada kegiatan menulis karangan deskripsi.
Catatan lapangan memuat tentang
interaksi belajar mengajar antara guru dan siswa. Catatan lapangan ini mencatat
semua prilaku guru dalam melaksanakan pembelajaran yang telah disusun dalam
rencana pembelajaran dan juga prilaku siswa yang berkaitan dengan kesesuaian
antara perilaku belajar yang dilaksanakan sebagai indikator tercapainya tujuan
belajar yang ditetapkan.
Wawancara dalam penelitian ini bertujuan
sebagai alat untuk pengumpulan dan pencatatan data, informasi atau pendapat
dengan cara mengajukan pertanyaan kepada siswa secara langsung.
Dalam penelitian ini, jenis wawancara
yang digunakan adalah suatu pembicaraan formal yang dilakukan secara langsung
antara pewawancara yaitu observer dan yang diwawancara sebagai praktisi dengan
proses pembelajaran.
Dokumentasi digunakan
untuk mengkaji keberhasilan perencanaa tindakan yang dilakukan. Dokumentasi ini
berkaitan dengan (1) perencanaan pembelajaran menulis karangan deskripsi, (2) karangan
hasil kegiatan menulis Instrumen penelitian
Untuk memperoleh kebenaran yang objektif
dalam pengumpulan data, adanya instrumen yang tepat sehingga masalah yang
diteliti akan terefleksi dengan baik. Instrumen penelitian yang dilakukan untuk
mengumpulkan data akan diuraikan sebagai berikut:
- Angket
Salah satu alat pengumpul data yang
digunakan peneliti adalah angket. Tujuan dari pembuatan angket ini adalah untuk
mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran. Mengarang teknik Quantum
writing "show not tell". Angket ini berupa pernyataan-pernyataan
yang harus dijawab oleh siswa dengan tiga yaitu: Ya, Tidak Tahu, dan angket
bagi guru berupa pertanyaan-pertanyaan yang menuntut jawaban terbuka.
- observasi
Peneliti menggunakan lembar observasi
bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai sikap siswa dalam belajar, sikap
guru dalam memberikan pelajaran, serta interaksi antara siswa dengan guru dalam
memberikan pembelajaran, serta interaksi antara siswa dengan guru juga antara
siswa dengan siswa selama proses pembelajaran itu berlangsung. Observasi
dilaksanakan selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung didalam kelas.
Pelaksanaan observasi ini dilakukan oleh seorang pengamat yang akan mengamati
dan menilai.
- Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mengkaji
keberhasilan perencanaan, tindakan yang telah dilakukan selama pembelajaran
mulai dari perencanaan sampai hasil kegiatan siswa. Pembicaraan formal yang
dilakukan secara langsung antara pewawancara dengan yang diwawancara.
- Catatan
Lapangan
Adalah tulisan tentang kejadian-kejadian
selama proses pembelajaran berlangsung, berguna untuk pengumpulan data dalam
penelitian kualitatif.
- Bentuk
Tes
Adalah hasil karya anak berupa karangan
deskripsi.
1.9 Data dan Subjek Penelitian
1.9.1 Data Penelitian
Data dalam penelitian ini diperoleh
melalui kegiatan observasi, catatan lapangan, dan wawancara. Pada saat
berlangsungnya proses pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan teknik Quantum
writing "show not tell". Data hasil penelitian ini berupa data
verbal non verbal berupa bentuk pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan
menggunakan teknik Quantum writing "show not tell" yang
memiliki karakteristik yang berkaitan dengan (1) prosedur pembelajaran menulis
karangan deskripsi dengan teknik Quantum writing "show not tell" yang
mengalami sampai hasil dan proses optimal, (2) Paparan, proses pengamatan, (3)
Paparan proses penulisan (4) Dokumentasi Hasil.
Kegiatan menulis siswa berupa pencatatan
terhadap tindakan perbaikan, pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan
teknik Quantum writing "show not tell" melalui objek
pengamatan.
Data diatas diuraikan
sebagai berikut:
Data I
Perencanaan pembelajaran menulis
karangan deskripsi dengan teknik Quantum writing "show not tell" untuk
meningkatkan pemahaman siswa tentang komponen karangan deskripsi, tempat dan
dalam kegiatan menulis.
Data II
Hasil pengamatan tentang pelaksanaan
pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan teknik Quantum writing
"show not tell"
Data III
Hasil kemampuan belajar siswa setelah
mengikuti pembelajaran karangan deskripsi dengan teknik Quantum writing
"show not tell"
1.9.2 Subjek Penelitian
Sumber data penelitian ini adalah
dokumen perencanaan pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan teknik Quantum
writing "show not tell", proses belajar mengajar karangan
deskripsi mencakup proses pengamatan, proses menulis. Prilaku guru dan dokumen
hasil pemahaman siswa terhadap konsep dan dokumen hasil karangan siswa. Sumber
data tersebut diperoleh dari subjek terteliti yaitu peneliti sebagai guru di
SMA . Subjek kelas SMA yang berjumlah 16 orang dipilih berdasarkan
pertimbangan (1) siswa kelas memiliki
kemampuan berbahasa Indonesia dan sudah bisa membaca, (2) siswa kelas berada pada tahap operasi kongkrit sehingga untuk
mengembangkan konsep dan gagasan masih memerlukan bimbingan dengan menggunakan
benda-benda kongkrit, (3) siswa kelas telah diberikan pelajaran mengarang awal.
Lokasi penelitian yang dipilih yakni SMA
yang terletak di jalan raya Sukamiskin
No. 129 , kecamatan Arcamanik , karena
peneliti bekerja sebagai guru di sekolah tersebut, hal ini memudahkan peneliti
untuk melakukan penelitian tindakan di lapangan.
1.10 Analisis Data
Kegiatan proses analisis data dimulai
dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu dari
angket, observasi, Dokumentasi, catatan lapangan dan bentuk tes. Kemudian
diadakan penyusunan data dan pengkategorian data. Analisis data dilakukan
selama pengumpulan data sampai proses pengumpulan data selesai, yaitu mulai
dari data siklus 1 sampai siklus yang diharapkan tercapai. Maka dilakukan
penyelesaian dan pengkodean data untuk dimaknai.
Dari keseluruhan data dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan teknik Quantum
writing "show not tell" menunjukkan hasil yang baik.
1.11 Pengecekan Keabsahan Data
Pengecekan Keabsahan Data berkaitan
dengan hasil penarikan kesimpulan yang telah diperoleh, dilaksanakan dengan
melakukan (1) peninjauan kembali catatan lapangan, (2) perbandingan pendapat,
(3) pemilihan kembali terhadap apa yang telah dilaksanakan dengan membandingkan
hasil pemikiran pada teori sehingga diperoleh interpretasi yang memungkinkan,
(4) perpanjangan keikutsertaan dengan mengacu pada pengguna teknik, wawancara,
pengamatan dan analisis hasil tulisan siswa.
Alur desain penelitian di atas merupakan
alur pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam setiap siklus seperti tertera di
atas pelaksanaan siklus 1 yaitu 1) pemahaman konsep teknik Quantum writing, 2)
pemahaman proses penulisan karangan Deskripsi dengan teknik Quantum writing,
3) pembentukan kemampuan menulis karangan Deskripsi kemudian akan muncul
refleksi dari hasil tindakan dan menyusun rencana untuk tindakan 2, kemudian
pada siklus 1 alur pembelajarannya 1) Pemahaman konsep teknik Quantum
writing , 2) Pemahaman proses penulisan, 3) Pembentukan kemampuan menulis
karangan Deskripsi kemudian akan muncul refleksi tindakan 2 dan menyusun untuk
rencana tindakan 3. pada siklus 3 alur pembelajaran masih sama hanya
pelaksanaannya 1) pemahaman konsep teknik Quantum writing dan pemahaman
proses penulisan dijadikan satu tahap, 2) pembentukan kemampuan menulis
karangan Deskripsi. Analisis model pembelajaran menggunakan angket sedangkan
analisis proses kegiatan belajar mengajar menggunakan lembar observasi catatan
lapangan.
DAFTAR PUSAKA
Akhadian, Sabarti, dkk
(1988) Pembinaan kemampuan menulis bahasa Indonesia Jakarta : Erlangga
Departemen Pendidikan Nasional (2003) Kamus Besar
Bahasa Indonesia Jakarta : Balai Pusaka
Departemen Pendidikan Nasional (2003) Kurikulim 2004
Jakarta :
De Porter B ; dkk (1998). Quantum Learning : Kaifa
Hamowo. (2003) Quantum Writing : MTC
Kasbollah, Kasihani (1998) Penelitian Tindakan Kelas
Malang : Depdikbud
Kosasih (2003) Ketatabahasaan dan Kesusastraan
Indonesia : Yrama Widya
Miranti, ati (2001) Teknik Scrambel dim Pembelajaran
wacana Deskripsi pada Siswa kelas XI SMAN 20 Tahun ajaran 2000/2001 Skripsi pada FPBS UPI: Tidak diterbitkan
Nursisto (2002) Penuntun Pengarang Yogyakarta :
Adicita.
Purdawarmita, WJS (2003) Kamus Umum Bahasa Indonesia
Jakarta : Balai Pusaka
Purwanto Ngalim : dkk (1997) Meteodologi Pengajar
Bahasa Indonesia : Rakdakarya
Rahmat Setiadai, Agus. (2002) Kajian Atas Penggunaan
Struktur kalimat kompleks dalam karangan Deskripsi siswa kelas XI SMUN 6 Tahun Ajaran 2001/2002 Model Pembelajarannya
di SMU. Skripsi pada FPBS. UPI : Tidak di terbitkan.
Ari kunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian suatu
pendekatan praktek, Edisi V. Jakarta :Rineka Cipta.
Daryanto. 2007. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka
cipta
De Porter, Bobbi dkk. 1999. Quantum Learning. Kaifa.
Harnowo. 2005. Quantum Writing. : MLC
Harnowo 2001. Mengikat makna : Kiat-kiat ampuh untuk
melejitkan kemauan plus kemampuan membaca dan menulis Buku. : Kaifa.
Mernisi, Fatima. 1999. Peneliti Wanita!: Intelektual
kaum wanita dalam sejarah muslim, khususnya Bab 1 "Menulis lebih baik
ketimbang Operasi pengencangan Kulit Wajah", : Mizan.
M Tofani, Abi, G.S. Nugroho. 1995. Sari Kata Bahasa
Lengkap. Surabaya: Kartika.
Mulyati, Tetty dkk. 2007. Keterampilan Berbahasa
Indonesia. Jakarta Unifersitas terbuka.
Sugiono. 2008. Metode
Penelitian Kuantitatif dan R&D. :
Alfabeta.