LANDASAN PSIKOLOGIS
PENDIDIKAN
Pendidikan selalu
melibatkan aspek kejiwaan manusia sehingga landasan psikologi merupakan salah
satu asas yang penting dalam bidang pendidikan. Pada umumnya landasan psikologi
dari pendidikan tersebut terutama tertuju pada pemahaman manusia, khususnya
tentang proses perkembangan dan proses belajar.
- Pengertian Landasan Psikologis
Pemahaman peserta didik, utamanya yang berkaitan
dengan aspek kejiwaan, merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh
karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya
dalam bidang pendidikan, umpamanya pengertian tentang aspek-aspek pribadi,
urutan dan ciri-ciri pertumbuhan setiap aspek dan konsep tentang cara-cara
paling tepat untuk mengembangkannya. Untuk itu psikologi menyediakan sejumlah
informasi tentang kehidupan pribadi manusia pada umumnya serta gejala-gejala
yang berkaitan denga aspek pribadi. Individu memiliki bakat, kemampuan, minat,
kekuatan serta tempo, dan irama perkembangan yang berbeda satu dengan yang
lain.
Perbedaan individual terjadi karena adanya
perbedaan berbagai aspek kejiwaan antar peserta didik, bukan hanya yang
berkaitan dengan kecerdasan dan bakat, tetapi juga perbedaan pengalaman dan
tingkat perkembangan, perbedaan aspirasi dan cita-cita, bahkan perbedaan
kepribadian secara keseluruhan.
Manusia dilahirkan dengan sejumlah kebutuhan yang
harus dipenuhi dan potensi yang harus dikembangkan. Dalam upaya memenuhi
kebutuhannya itu maka manusia berinteraksi dengan lingkungannya. Interaksi
dengan lingkungannya itu akan menyebabkan manusia mengembangkan kemampuannya
melalui proses belajar. Semakin kuat motif sebagai upaya pemenuhan kebutuhan
itu, semakin kuat pula proses belajar yang terjadi dan pada gilirannya akan
semakin tinggi hasil belajar yang dapat dicapainya. Berbagai pendapat tentang
motivasi tersebut sangat didominasi oleh konsep-konsep nafsu atau kebutuhan. S.
Freud menekankan peranan nafsu terhadap prilaku manusia baik nafsu hidup
(libido) maupun nafsu mati atau nafsu agresif (thanatos). A. Maslow
mengemukakan kategorisasi kebutuhan-kebutuhan menjadi enam kelompok :
- Kebutuhan fisiologis : kebutuhan untuk mempertahankan hidup
- Kebutuhan rasa aman : kebutuhan untuk secara terus menerus merasa aman dan bebas dari ketakutan
- Kebutuhan akan cinta dan pengakuan : kebutuhan berkaitan dengan kasih sayang dan cinta dalam kelompok dan dilindungi oleh orang lain
- Kebutuhan harga diri (esteem needs) : kebutuhan berkaitan denga perolehan pengakuan oleh orang lain sebagai orang yang berkehendak baik
- Kebutuhan untuk aktualisasi diri (kebutuhan untuk dapat melakukan sesuatu dan mewujudkan potensi-potensi yang dimiliki
- Kebutuhan untuk mengetahui dan memahami : kebutuhan yang berkaitan dengan penguasaan iptek.
Menurut Maslow kebutuhan yang paling utama adalah
kebutuhan fisiologis, dan individu diharapkan dapat memenuhi kebutuhan ini
sebelum mengejar rasa aman.
- Perkembangan Peserta Didik Sebagai Landasan Psikologis
Peserta didik selalu berada dalam proses
perubahan, baik karena pertumbuhan maupun perkembangan. Pertumbuhan terutama
karena pengaruh faktor internal sebagai akibat kematangan dan proses
pendewasaan, sedangkan perkembangan terutama karena pengaruh lingkungan.
Sebagai contoh pertumbuhan adalah dorongan berbicara karena kematangan organ
bicara pada usia 1-2 tahun, sedangkan penggunaan bahasa tertentu dalam
berbicara tergantung pada lingkungannya sebagai akibat perkembangan. Tumbuh
kembang manusia itu dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni faktor keturunan
(hereditas), faktor lingkungan, faktor proses perkembangan itu sendiri, serta
hal-hal lain sebagai anugerah.
Perkembangan manusia berlangsung sejak konsepsi
(pertemuan ovum dan sperma) sampai saat kematian, sebagai perubahan maju
ataupun kadang-kadang kemunduran.
Salah satu aspek dari pengembangan manusia
seutuhnya adalah yang berkaitan dengan perkembangan kepribadian, utamanya agar
dapat diwujudkan kepribadian yang mantap dam mandiri.
Salah satu prinsip perkembangan kepribadian ialah bahwa perkembangan
kepribadian mencakup aspek behavioral maupun aspek motivasional. Dengan
perkembangan kepribadian bukan hanya perubahan dari tingkah laku yang tampak,
tetapi juga perubahan dari yang mendorong tingkah laku itu. Prinsip kedua dari
perkembangan kepribadian adalah bahwa kepribadian mengalami perkembangan yang
menerus dan tidak terputus-putus, meskipun pada suatu periode tertentu akan
mengalami perkembangan yang cepat dibandingkan dengan periode yang lainnya.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan Komentar Yach!