TIPE-TIPE MANUSIA SEBAGAI
MAKHLUK YANG BISA
MENDIDIK DAN DIDIDIK
A. Tipe-Tipe Manusia
Menurut Spranger ada enam tipe manusia, yakni berdasarkan nilai-nilai dan
bidang pengetahuan yang ada merupakan kultur yang membentuk pribadi orang itu.
- Tipe Teoritis
Minat yang paling dominant seorang theoriticalmen
ini ialah mencari dan ingin menemukan kebenaran (the truth).
- Tipe Ekonomis
Seorang tipe ekonomis ini digambarkan sebagai
orang yang minatnya terpusat pada nilai guna sesuatu, apa yang berguna baginya.
Dan biasanya dasar utama terletak pada kepuasan kebutuhan-kebutuhan badaniahnya
(self preservation).
- Tipe Estetis
Orang estetis ini melihat nilai yang tertinggi
baginya ialah didalam bentuk dan harmoni daripada segala sesuatu. Tiap-tiap
pengalaman yang ia alami selalu ditinjau dari titik tolak dan nilai grace
(keindahan,kesempurnaan), keharmonisan dan kecocokan.
- Tipe Sosial
Nilai yang tertinggi bagi orang tipe social ini
adalah cinta kepada sesama manusia. Bagi orang tipe social ini memberi adalah
tujuan dalam hidupnya. Karena itu ia selalu bersimpati dan tiada rasa egoisme
sama sekali.
- Tipe Politik
Pusat minat manusia tipe politik ini ialah power (
kekuasaan ). Kegiatannya meskipun tidak selamanya didalam bidang politik dalam
pengertian kenegaraan, namun dimana dan apa saja pekerjaannya ia memperlihatkan
sikapnya sebagai machtemensch (manusia kuasa).
- Tipe Religius
Nilai dan norma tertinggi bagi manusia religius
ini adalah apa yang disebut unity (kesatuan). Ia bersikap mistik dan mencari
serta mencoba memahami alam kosmos sebagai satu keseluruhan, dan dia menyatukan
dirinya dalam pelukan totalitas semesta itu.
B. Manusia Sebagai Makhluk yang Bisa Mendidik
- Pengertian
Pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung
jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan
jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu melaksanakan tugasnya
sebagai makhluk Allah, khalifah di muka bumi, sebagai makhluk sosial dan
sebagai individu yang sanggup berdiri sendiri.
Istilah lain yang lazim dipergunakan untuk
mendidik ialah guru. Pendidik dan guru memiliki persamaan arti. Bedanya ialah
bahwa istilah guru dipakai dilingkungan pendidikan formal, sedangkan pendidik
dipakai di lingkungan formal maupun informal.
Pada dasarnya pendidik yang pertama adalah orang
tua dari anak didik. Sekurang-kurangnya ada dua alasan untuk itu. Pertama
karena kodrat ; orang tua ditakdirkan menjadi orang tua anaknya dan karena itu
ia ditakdirkan pula bertanggung jawab mendidik anaknya. Kedua, karena
kepentingan kedua orang tuanya ; yaitu orang tua berkepentingan terhadap
kenajuan perkembangan anaknya.
- Tugas Pendidik
- Membimbing si Terdidik : Mencari pengenalan terhadapnya mengenai kebutuhan, kesanggupan, bakat, dan sebagainya.
- Menciptakan situasi untuk pendidikan
Yang dimaksud dengan situasi pendidikan yaitu
suatu keadaan dimana tindakan-tindakan pendidikan dapat berlangsung dengan baik
dan dengan hasil yang memuaskan.
Tugas lain ialah harus
pula memiliki pengetahuan-pengetahuan yang diperlukan, pengetahuan-pengetahuan
agama, dan lain-lain. Pengetahuan ini jangan hanya sekadar diketahui tetapi
juga diamalkan dan diyakini sendiri. Ingatlah bahwa kedudukan pendidik adalah
pihak yang “lebih” dalam situasi pendidikan. Dan harus ingat pula bahwa
pendidik itu adalah seorang manusia dengan sifat-sifatnya tidak sempurna.
Allah SWT telah menyerukan
kepada umat-Nya supaya melaksanakan pekerjaan sebagai pendidik atau pengajar.
Ø Perbuatan mendidik adalah perintah yang
wajib dilaksanakan, dan barang siapa yang mengelak dari kewajiban ini diancam
dengan siksa api neraka.
Ø Perbuatan mendidik adalah perbuatan yang
terpuji dan mendapat pahala dari Allah dengan pahala yang sangat banyak
Ø Perbuatan mendidik merupakan amal
kebajikan jariyah yang akan mengalirkan pahala selama ilmu yang diajarkan
tersebut masih diamalkan oleh orang yang belajar tersebut.
Ø Perbuatan mendidik adalah amal kebajikan
yang dapat mendapatkan magrifah dari Allah SWT.
Ø Perbuatan mendidik adalah perbuatan yang
sangat mulia karena mengolah organ manusia yang mulia.
Menurut H. Mubangid bahwa syarat untuk menjadi
pendidik adalah dia harus orang beragama, mampu bertanggung jawab atas
kesejahteraan agama, memiliki perasaan panggilan murni.
C. Manusia Sebagai Makhluk yang Bisa Dididik
Secara kodrati anak
memerlukan pendidikan atau bimbingan dari orang dewasa. Dasar kodrati ini dapat
dimengerti dari kebutuhan-kebutuhan dasar yang dimiliki oleh setiap anak yang
hidup di dunia ini. Allah berfirman dalam surat An-Nahl : 78, Yang artinya
“Tuhan itu melahirkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatu pun”.
Untuk dapat menentukan
status manusia sebagaimana mestinya maka manusia harus mendapatkan pendidikan.
Dalam hal ini keharusan mendapatkan pendidikan itu jika diamati lebih jauh
sebenarnya mengandung aspek0aspek kepentingan, antara lain :
a)
Aspek
Paedagogis
Dalam aspek ini, para ahli didik memandang manusia
sebagai animal educandum : Makhluk yang memerlukan pendidikan. Dalam
kenyataannya manusia dapat dikategorikan sebagai animal, artinya binatang yang
dapat dididik. Adapun manusia dengan potensi yang dimilikinya mereka dapat
dididik dan dikembangkan ke arah yang diciptakan setaraf dengan kemampuan yang
dimilikinya. Rosululloh bersabda ; “kewajiban orang tua kepada anaknya adalah
memberi nama yang baik, mendidik sopan santun, dan mengajari tulis menulis,
renang, memanah, memberi makan dengan makanan yang baik serta mengawinkannya
apabila ia telah mencapai dewasa”. (H.R. Hakim)
Islam mengajarkan bahwa anak itu membawa berbagai
potensi yang selanjutnya apabila potensi tersebut dididik dan dikembangkan ia
akan menjadi manusia yang secara fisik dan mental memadai.
b)
Aspek
Sosiologis dan Kultural
Menurut ahli sosiologi pada prinsipnya manusia
adalah homo socius (makhluk yang berwatak dan berkemapuan dasar atau yang
memiliki garizah/instink untuk hidup bermasyarakat). Sebagai makhluk sosial
manusia harus memiliki rasa tanggung jawab sosial (social responsibility) yang
diperlukan dalam mengembangkan hubungan timbal balik (inter relasi) dan saling
menpengaruhi antara sesama anggota masyarakat dalam kesatuan hidup mereka.
Apabila manusia sebagai makhluk sosial itu
berkembang, maka berarti pula manusia itu adalah makhluk yang berkebudayaan,
baik moral maupun material. Diantara instink manusia adalah adanya
kecenderungan mempertahankan segala apa yang dimilikinya termasuk kebudayaanya.
Oleh karena itu maka manusia perlu melakukan transformasi dan transmisi
(penyaluran dan pemindahan serta pengoperan) kebudayaannya kepada generasi yang
akan menggantikan dikemudian hari.
c)
Aspek Tauhid
Ialah aspek pandangan yang mengakui bahwa manusia itu adalah makhluk
yang berketuhanan yang menurut istilah ahli disebut homo divinous (makhluk yang
percaya adanya tuhan) atau homo religius (makluk yang beragama). Adapun
kemampuan dasar yang menyebabkan manusia m,enjadi makhluk yang berketuhanan
atau beragama adalah karena didalam jiwa manusia terdapat instink yang disebut
instink religius atau garizah diniyah (instink percaya pada agama). Itulah
sebabnya, tanpa melalui proses pendidikan instink religius atu garizah diniyah
tersebut tidak akan mungkin dapat berkembang secara wajar. Dengan demikian
pendidikan keagamaan mutlak diperlukan untuk mengembangkan instink religius
atau garizah diniyah tersebut.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan Komentar Yach!